Skrip menjadi salah satu komponen esensial dalam aktivitas telemarketing. Melalui skrip yang menarik, jelas, dan terarah, percakapan dengan prospek dapat berjalan lebih lancar dan membuka peluang untuk mendapatkan penjualan.
Meski demikian, pembuatan skrip tidak bisa hanya mengikuti template yang banyak beredar di internet. Perlu strategi-strategi praktis yang menyesuaikan target prospek dan lanskap bisnis Anda.
Artikel ini menyajikan 5 tips membuat skrip telemarketing yang dapat Anda pelajari dan impelementasikan. Apa saja?
Baca juga: Sales Naik 50%! Rahasia Citroen Outbound Call dengan MiiTel
1. Riset Target Prospek dan Tujuan
Kunci dari telemarketing yang sukses adalah berbicara dengan orang yang tepat. Salah satunya yang dapat Anda lakukan adalah dengan melakukan riset terkait siapa yang Anda ajak bicara agar dapat menyesuaikan pendekatan yang terbaik.
Cari tahu industri mereka, apa pain point atau tantangan yang dihadapi, hingga kebutuhan mereka. Ini membantu Anda membuat pesan dalam skrip telemarketing lebih efektif.
Selain itu, tentukan tujuan Anda secara jelas sebelum melakukan panggilan. Apakah ingin menjadwalkan meeting, menawarkan uji coba gratis, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan bisnis Anda.
2. Buatlah Opening yang “Hook”
Apa yang Anda katakan di awal akan sangat menentukan peluang apakah prospek akan mendengarkan Anda sampai akhir. Dalam beberapa detik pertama, pastikan Anda dapat menginformasikan: siapa Anda, mengapa Anda menelepon, dan mengapa mereka harus mendengarkan Anda. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai siapa yang Anda ajak bicara.
Jika Anda melakukan panggilan pada prospek yang sudah pernah menghubungi Anda sebelumnya atau pelanggan lama yang tidak menggunakan layanan Anda lagi, Anda dapat membuka percakapan yang dipersonalisasi. Ini akan membuat mereka berpikir Anda benar-benar peduli dan tidak hanya sekadar ingin “jualan”.
Misalnya:
“Halo Pak Budi, saya Santi dari MiiTel. Saya lihat tim sales di perusahaan Anda baru saja bertambah. Apakah Bapak sedang mencari cara agar semua prospek baru tetap ter-follow up dengan efektif?”
Namun, jika Anda melakukan panggilan pada prospek yang belum pernah dihubungi sebelumnya (cold call), Anda dapat mencoba menggunakan Gap Curiosity, yakni teknik membuka percakapan dengan fakta menarik atau pertanyaan provokatif yang memicu rasa penasaran pada prospek Anda.
Misalnya:
“Pak Budi, baru-baru ini ada riset yang menunjukkan sekitar 60% panggilan prospek ternyata tidak sempat di-follow up. Saya penasaran, apakah tim Bapak juga pernah mengalami hal yang sama? Kalau mau, saya bisa berbagi beberapa cara supaya prospek bisa tertangani lebih efektif.”
Baca juga: Contoh Skrip Telesales B2B untuk Tarik Minat Pelanggan
3. Susun Alur Skrip yang Fleksibel
Buatlah skrip telemarketing dengan alur yang fleksibel. Artinya, bukan hanya teks panjang yang harus dibaca kata per kata, melainkan sebagai panduan dengan beberapa jalur percakapan. Tujuannya agar Anda bisa menyesuaikan arah pembicaraan sesuai respon prospek.
Misalnya, jika prospek terlihat tertarik, Anda bisa langsung masuk ke bagian penjelasan detail produk. Jika prospek menolak dengan alasan harga, Anda bisa langsung berpindah ke bagian jawaban keberatan harga. Atau jika prospek sedang sibuk, Anda cukup menggunakan bagian penutup singkat dengan ajakan untuk menjadwalkan ulang.
Dengan alur yang fleksibel ini, percakapan tetap terstruktur, Anda tidak bingung saat menghadapi respon tak terduga, dan prospek merasa diperlakukan lebih personal, bukan sekadar dibacakan skrip standar.
4. Buatlah Skrip yang Conversational
Meskipun membaca skrip, pastikan suara Anda tidak terdengar kaku. Buatlah percakapan Anda lebih mengalir. Pastikan untuk selalu menggunakan smiling voice dan bayangkan bahwa prospek yang Anda ajak bicara benar-benar ada di hadapan Anda.
Pastikan juga rasio bicara dan mendengarkan Anda seimbang, sehingga tidak terkesan menguasai percakapan. Tipsnya, Anda dapat membuat list pertanyaan terbuka, yakni pertanyaan yang membutuhkan jawaban lebih dari sekadar “Ya” atau “Tidak”. Ini membuat prospek merasa lebih terlibat dalam percakapan.
Selain dari “bagaimana” cara berbicara, perhatikan juga “Apa” yang Anda bicarakan. Prospek akan jenuh jika Anda terlalu banyak menjelaskan fitur, fokuslah untuk menjelaskan bagaimana solusi Anda dapat membantu mereka.
5. Evaluasi Skrip Berdasarkan Reaksi Emosional
Jika selama ini Anda hanya mengevaluasi skrip dari hasil penjualan saja, cobalah mulai mengevaluasinya dari bagaimana prospek Anda merespons: apakah merasa tertarik, bertanya, atau terdengar bosan.
Reaksi emosional memberikan insight yang lebih mendalam untuk memperbaiki skrip. Percakapan yang membangkitkan engagement positif biasanya meningkatkan peluang penjualan jangka panjang, bukan hanya closing instant. Namun, bagaimana cara mengevaluasinya secara praktis? Mari berkenalan dengan MiiTel Phone!
Baca juga: ESB: Dengan MiiTel, Telepon Lebih Sistematis, Success Call Telesales Meningkat 40%
MiiTel Phone: Solusi Telemarketing dengan AI Voice Analytics
Lebih dari sekadar tool untuk telepon, MiiTel Phone secara otomatis merekam, menghasilkan transkrip dan summary, hingga analisis percakapan secara otomatis. Fitur analisis percakapan di MiiTel mampu mengidentifikasi:
– Nada bicara, kecepatan, rasio bicara dan mendengarkan, dll
– Analisis sentimen untuk melihat level emosi positif dan negatif dalam percakapan
– Evaluasi aspek yang sudah baik dilakukan atau perlu ditingkatkan
– Membuatkan perbaikan skrip secara otomatis dengan fitur Copilot
Dengan berbagai kemampuan tersebut, Anda dapat membuat dan meningkatkan kualitas skrip tim telemarketing berdasarkan data nyata, bukan hanya insting atau opini subjektif.
MiiTel Phone membantu evaluasi skrip menjadi lebih praktis dan terukur untuk meningkatkan engagement dengan prospek sekaligus peluang penjualan jangka panjang.
Jadwal demo gratis MiiTel sekarang juga di miitel.id!
Artikel ini juga tayang di VRITIMES