• Home
  • Kontak
  • Services
  • Tentang Kami
Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
TriMedia
  • Home
  • Gorontalo
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Bone Bolango
    • Kabupaten Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo Utara
    • Kabupaten Boalemo
    • Kabupaten Pohuwato
  • Kriminal
  • Politik
    • KPU
    • Bawaslu
    • Caleg
  • Olahraga
No Result
View All Result
  • Home
  • Gorontalo
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Bone Bolango
    • Kabupaten Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo Utara
    • Kabupaten Boalemo
    • Kabupaten Pohuwato
  • Kriminal
  • Politik
    • KPU
    • Bawaslu
    • Caleg
  • Olahraga
No Result
View All Result
TriMedia
No Result
View All Result
Iklan 1 Iklan 2
Home Lifestyle

SENI MENYELAMATKAN CALEG GAGAL INI : Perjalanan Agus Priyanto Menemukan Harapan Lewat Lukisan

admin@3media.id by admin@3media.id
Mei 15, 2025
in Lifestyle
0
SENI MENYELAMATKAN CALEG GAGAL INI :  Perjalanan Agus Priyanto Menemukan Harapan Lewat Lukisan
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Agus Priyanto awalnya lebih dikenal sebagai pegawai kantoran yang memiliki jiwa sosial tinggi terhadap sekitarnya. Ketika hidup kemudian menghantam nasibnya hingga berkeping-keping, Agus Priyanto tak pernah menyangka ia menemukan dirinya kembali lewat seni.

Bagaimana seni dapat membuatnya bangkit, bahkan menjadi praktisi terapi seni hingga hari ini?

Jatuh Karena Gagal Nyaleg

Agus Priyanto memulai kariernya sebagai pegawai kantoran di sebuah perusahaan swasta. Di luar jam kerja, ia aktif mengajar mengaji untuk anak-anak dan orang dewasa di lingkungan sekitarnya. Keterlibatan sosial ini menumbuhkan kepercayaan dan dukungan dari warga, yang kemudian mendorongnya untuk maju sebagai calon legislatif di tingkat kota.

Atas desakan tersebut, pada tahun 2019 Agus akhirnya mencoba peruntungannya sebagai calon anggota DPRD Kota Surakarta. Ia membawa idealisme dan pengalaman sosial dari aktivitas mengajar mengaji, berharap dapat mengubah lebih banyak hal lewat jalur kebijakan. Tapi harapan itu kandas—ia gagal terpilih.

Rasa malu dan kecewa menjelma menjadi tekanan yang luar biasa. Sebab modal yang kandas, rumah harus dijual, bahkan ia terpaksa menitipkan anak-anaknya ke mertua.

Agus menutup diri dari pergaulan, tak mau bertemu teman, takut dianggap meminta hutang/bantuan sebab kini ia dikenal sebagai “caleg gagal”. Ia bahkan mengalami insomnia berat.

“Saya pikir, kenapa cuma gagal nyaleg bisa sampai stres berat? Tapi ternyata memang bisa, dan saya mengalaminya sendiri,” kisahnya mengenang masa lalu.

Suatu malam, dalam keheningan dan kecamuk batin, Agus mengambil air wudhu, shalat tahajud, lalu melukis secara impulsif. Masih segar di ingatannya, ia hanya mencorat-coret apapun yang sedang ia rasakan dengan cat minyak berwarna hitam.

Satu jam melukis, Agus menyadari satu hal yang lama hilang dari batinnya tiba-tiba muncul begitu saja: ketenangan.

Melukis yang Menyelamatkan

Sejak malam itu, melukis menjadi jalur pulang. Bukan untuk membuat karya indah, tapi untuk mengurai kusut di dalam hati.

Dengan melukis, Agus merasakan dirinya hadir di masa kini. Ia tak lagi dihantui masa lalu atau kecemasan akan masa depan. Melukis menjadi bentuk kehadiran paling utuh.

Agus lebih dalam mempelajari mengenai seni melukis meditatif. Fokus bukan pada hasil, tapi pada proses. Bukan soal indah atau tidak, tapi soal apakah kita mampu mengenali dan menerima apa yang muncul di sana.

Melalui proses inilah, perlahan Agus bangkit. Anak-anaknya tumbuh. Salah satu di antaranya lulus wisuda, dan kepercayaan dirinya ikut tumbuh kembali. Kali ini, ia tidak hanya kembali ke dunia, tapi membawa cara baru untuk menyembuhkan orang lain: seni.

Soul Release Art: Terapi dari Jiwa untuk Jiwa

Pengalaman batin itu ia rumuskan menjadi metode yang kini dikenal sebagai Soul Release Art Therapy. Metode ini menggunakan medium melukis sebagai jalan untuk:

melepaskan emosi terpendam,

menyembuhkan trauma batin,

dan menemukan kembali kedamaian diri.

Dalam praktiknya, terapi seni menjadi ruang ekspresi non-verbal. Khususnya untuk mereka yang sulit atau enggan bercerita. Melalui warna, tekstur, dan bentuk, seseorang dapat mengeluarkan rasa yang selama ini tak bisa dituturkan.

“Kadang, gambar bisa bicara lebih banyak dari seribu kata,” ujar Agus.

Agus mencontohkan bagaimana seni lukis telah menjadi saluran ekspresi jiwa bagi banyak seniman besar. Salah satunya adalah Van Gogh, yang justru menemukan kekuatan melukis saat menjalani rehabilitasi mental di rumah sakit. Atau bagaimana anak-anak lebih mudah menceritakan orang tua yang bercerai/meninggal melalui gambar dan lukisan.

Dari pengalamannya sendiri, Agus menilai bahwa proses melukis mampu memberikan rupa bagi segala beban hatinya, membantunya lebih tenang dan berpikir lebih jernih.

Kini ia tahu: seni bisa menjadi jembatan jiwa.

Membaca Jiwa Lewat Warna

Agus mendalami psikologi di balik tiap coretan dan warna. Ia bisa melihat kemarahan, ketakutan, bahkan kehilangan dalam gambar. Baginya, pensil, kuas, bahkan clay bisa menjadi medium terapi yang efektif menyesuaikan dengan kebutuhan setiap orang :

Pensil: untuk mengurai cerita yang butuh struktur dan kedalaman,

Kuas dan cat: untuk relaksasi dan aliran rasa,

Clay: untuk sentuhan sensori dan pemrosesan emosi lewat sentuhan.

Art therapy bekerja lintas usia: dari balita yang belum lancar bicara, hingga lansia yang menyimpan trauma lama. Karena yang dibutuhkan bukan banyak bicara, tapi kesediaan untuk hadir dan membuka diri, sehalus apa pun.

Bukan Hiburan, Tapi Harapan

Sayangnya, banyak yang masih melihat terapi seni sebagai kegiatan menyenangkan belaka. Padahal, di dalamnya ada proses mendalam: rekonstruksi emosi, penerimaan luka, hingga pemberdayaan diri.

“Banyak trauma yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Lewat seni, kita bisa memilih apa yang ingin kita buka tanpa paksaan, tapi tetap berprogres untuk pulih,” jelas Agus.

Hari ini, Agus masih melukis. Masih mendampingi. Masih membuka ruang bagi siapa pun yang merasa kehilangan harapan. Karena ia tahu, harapan itu bisa dilahirkan ulang dari satu warna, satu goresan, dan satu keberanian untuk mulai membuka diri lagi.

Dan semua itu, dimulai dari malam gelap yang sunyi. Ketika satu kuas menyentuh kertas kosong. Dan jiwa, akhirnya menemukan jalannya pulang.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Previous Post

Investasi Dermaga Apung: Seberapa Menguntungkan untuk Wisata Bahari?

Next Post

Dana Pengembangan Kelurahan 2025 Fokus Cegah Banjir dan Penanganan Sampah

admin@3media.id

admin@3media.id

Next Post
Dana Pengembangan Kelurahan 2025 Fokus Cegah Banjir dan Penanganan Sampah

Dana Pengembangan Kelurahan 2025 Fokus Cegah Banjir dan Penanganan Sampah

Stay Connected test

  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pemkot Gorontalo Tetapkan Stadion Merdeka Sebagai Kawasan Tanpa Plastik

Pemkot Gorontalo Tetapkan Stadion Merdeka Sebagai Kawasan Tanpa Plastik

Oktober 8, 2024
Penjagub Rudy Launching Komitmen Bersama Pemetaan Kesehatan Mental Bagi Anak dan Remaja

Penjagub Rudy Launching Komitmen Bersama Pemetaan Kesehatan Mental Bagi Anak dan Remaja

Desember 25, 2024
Pemkot Jaga Inflasi Jelang Nataru Lewat Pasar Murah Bersubsidi

Pemkot Jaga Inflasi Jelang Nataru Lewat Pasar Murah Bersubsidi

Desember 23, 2024
Atasi Banjir Di Kota Gorontalo, Begini Solusi Wali Kota Terpilih

Pembangunan Masjid Raya, Adhan : Kalau Pemprov Tak Mampu, Kami Siap

April 26, 2025

BLUD RSAS Susun Dokumen Perencanaan

0
Pemkot Gorontalo Tetapkan Stadion Merdeka Sebagai Kawasan Tanpa Plastik

Pemkot Gorontalo Tetapkan Stadion Merdeka Sebagai Kawasan Tanpa Plastik

0
Rudy Ingatkan KPU dan Bawaslu Kawal Ketat Distribusi Logistik Pilkada

Rudy Ingatkan KPU dan Bawaslu Kawal Ketat Distribusi Logistik Pilkada

0
Pagelaran Gerakan Seniman Masuk Sekolah Tuai Apresiasi

Pagelaran Gerakan Seniman Masuk Sekolah Tuai Apresiasi

0
India dan ASEAN Perkuat Konektivitas Maritim Melalui Dialog Kapal Pesiar Perdana di Chennai

India dan ASEAN Perkuat Konektivitas Maritim Melalui Dialog Kapal Pesiar Perdana di Chennai

Juli 2, 2025
Sediakan Customer Service 24 Jam Tanpa Agent, Memang Bisa?

Sediakan Customer Service 24 Jam Tanpa Agent, Memang Bisa?

Juli 2, 2025
KAI Daop 1 Jakarta Ajak Pelanggan Wujudkan Budaya Tertib dan Aman Naik Kereta Api

KAI Daop 1 Jakarta Ajak Pelanggan Wujudkan Budaya Tertib dan Aman Naik Kereta Api

Juli 1, 2025
KOLTIVA Tunjuk Joe Keen Poon sebagai Executive Chairman, Tandai Babak Baru Kepemimpinan Global dalam    Rantai Pasok Berkelanjutan

KOLTIVA Tunjuk Joe Keen Poon sebagai Executive Chairman, Tandai Babak Baru Kepemimpinan Global dalam Rantai Pasok Berkelanjutan

Juli 1, 2025
TriMedia

Jl. Raja Eyato, Kelurahan Biawao, Kota Gorontalo

Follow Us

Kategori

  • Gorontalo
  • Headline
  • Kabupaten Boalemo
  • Kabupaten Bone Bolango
  • Kabupaten Gorontalo
  • Kabupaten Gorontalo Utara
  • Kota Gorontalo
  • KPU
  • Kriminal
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Olahraga
  • Pilkada
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo
  • Uncategorized
  • World

Berita Terbaru

India dan ASEAN Perkuat Konektivitas Maritim Melalui Dialog Kapal Pesiar Perdana di Chennai

India dan ASEAN Perkuat Konektivitas Maritim Melalui Dialog Kapal Pesiar Perdana di Chennai

Juli 2, 2025
Sediakan Customer Service 24 Jam Tanpa Agent, Memang Bisa?

Sediakan Customer Service 24 Jam Tanpa Agent, Memang Bisa?

Juli 2, 2025
KAI Daop 1 Jakarta Ajak Pelanggan Wujudkan Budaya Tertib dan Aman Naik Kereta Api

KAI Daop 1 Jakarta Ajak Pelanggan Wujudkan Budaya Tertib dan Aman Naik Kereta Api

Juli 1, 2025
  • Home
  • Kontak
  • Services
  • Tentang Kami

PT. TriMedia Gorontalo - 2024

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Gorontalo
    • Provinsi Gorontalo
    • Kota Gorontalo
    • Kabupaten Bone Bolango
    • Kabupaten Gorontalo
    • Kabupaten Gorontalo Utara
    • Kabupaten Boalemo
    • Kabupaten Pohuwato
  • Kriminal
  • Politik
    • KPU
    • Bawaslu
    • Caleg
  • Olahraga

PT. TriMedia Gorontalo - 2024