3MEDIA, GORONTALO – Inflasi di Kota Gorontalo berada di bawah rata-rata nasional. Ini artinya inflasi di daerah yang menjadi ibu kota Provinsi Gorontalo tergolong aman. Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Gorontalo, Kaima Kamaru mengungkapkan, pada September 2025, inflasi year on year Kota Gorontalo sebesar 1,83 persen, year to date 1,64 persen, dan month to month deflasi 0,12 persen.
Sementara rata-rata nasional meningkat menjadi 2,65 persen pada September 2025, naik dari 2,31 persen pada Agustus, mencapai level tertinggi sejak Mei 2024. Kenaikan ini didorong terutama oleh harga makanan, yang naik dengan laju tercepat dalam 16 bulan. “Kalau melihat data yang dirilis BPS, maka inflasi Kota Gorontalo tergolong aman,” ungkap Kaima.
Menurut Kaima, terkendalinya inflasi teresebut, tak lepas dari strategi penjualan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang digagas Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea. Dimana, Wali Kota Adhan mengusulkan ke Bulog agar beras SPHP dijual di tiap-tiap kantor kelurahan, sehingga warga bisa dengan mudah mengaksesnya.
“Beras merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar. Alhamdulillah, dengan adanya beras SPHP dan sistem penjualan, khususnya lokasi jualnya disarankan Pak Wali Kota ke kantor kelurahan, inflasi Kota Gorontalo tergolong aman,” ujar Kaima ketika diwawancarai pewarta melalui sambungan telepon seluler via aplikasi WhatsApp, Rabu (1/10/2025). (Rls)