3MEDIA, GORONTALO – Pemerintah Kota Gorontalo terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal. Salah satunya melalui kegiatan pembinaan tradisi adat Momeati bagi peserta didik kurang mampu yang digelar pada Kamis (22/5/2025), bertempat di Bandayo Lo Yiladiya, Kota Gorontalo.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, bersama jajaran pemerintah daerah, tokoh adat, tokoh agama, dan para pemangku kepentingan budaya. Peserta kegiatan merupakan anak-anak perempuan dari keluarga kurang mampu yang telah memasuki usia remaja.
Dalam sambutannya, Wali Kota menyampaikan bahwa tradisi Momeati bukan sekadar acara seremonial, melainkan warisan budaya yang sarat nilai spiritual dan sosial.
“Budaya bukanlah peninggalan masa lalu yang usang, tetapi warisan hidup yang harus terus kita rawat, lestarikan, dan wariskan kepada generasi mendatang,” ujar Adhan.
Adhan berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan di tahun-tahun mendatang, sebagai bagian dari pendidikan karakter sekaligus pelestarian budaya Gorontalo.
“Kami ingin anak-anak tumbuh dengan fondasi moral yang kuat, memahami nilai tanggung jawab, dan bangga terhadap budaya sendiri,” tutup Adhan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, Lukman Kasim, menambahkan bahwa kegiatan Momeati ini dilandasi oleh sejumlah regulasi nasional maupun kebijakan daerah.
“Pertama, kegiatan ini didasarkan pada Undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, kemudian Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bagian dari program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gorontalo,” jelas Lukman.
Ia menyebutkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membina dan melestarikan budaya daerah sebagai warisan leluhur masyarakat Gorontalo, serta sebagai bentuk dukungan terhadap visi kepemimpinan daerah dalam “mengurus rakyat”.
“Dinas Pendidikan mencoba merumuskan program yang selaras dengan kebijakan pemerintah kota. Karena itu, melalui kegiatan ini kami memilih peserta didik yang layak untuk menjalani prosesi adat Momeati,” tambahnya.
Total peserta yang mengikuti prosesi ini sebanyak 50 orang, terdiri dari 7 siswa sekolah dasar dan 43 siswa sekolah menengah pertama. Kegiatan ini turut melibatkan para pemangku adat dan tokoh budaya yang memimpin jalannya prosesi secara adat. (Rls)