3MEDIA, GORONTALO – Pemerintah Kota Gorontalo bergerak cepat menanggapi lonjakan angka perceraian, yang tidak hanya paling tinggi di Provinsi Gorontalo, tetapi juga tercatat cukup mengkhawatirkan di kalangan ASN.
Data resmi menunjukkan pada tahun 2024, Kota Gorontalo mencatat 416–494 kasus perceraian. Secara keseluruhan, provinsi mencatat 2.062 kasus pada tahun 2023, di mana 71 persen disebabkan oleh perselisihan dan pertengkaran.
Menanggapi kondisi tersebut, pada Jumat 11 Juli 2025, Wali Kota Adhan Dambea mengadakan pembinaan khusus bagi 17 ASN yang menggungat cerai pasangannya, dengan rincian 16 perempuan dan satu pria. “Saya tidak pernah menandatangani surat cerai selama menjabat. Bukan karena ingin menghalangi, tapi karena saya percaya masih ada ruang untuk memperbaiki,” tegas Adhan pada kegiatan itu.
Adhan mengatakan, perceraian bukan satu-satunya solusi untuk mengakhiri pertikaian dalam rumah tangga. Dia punya bukti dalam perjalanan rumah tangganya. Selama 41 tahun mengarungi bahtera rumah tangga, sebelum sang istri tercinta wafat, Adhan selalu menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin.
“Kalau dua-duanya emosional, perceraian pasti terjadi. Tapi kalau salah satunya sabar, masih bisa selamat. Kalau sudah mau rujuk, lapor saya kasih hadiah,” tambah Adhan. Hasilnya signifikan dua ASN langsung membatalkan permohonan cerai dan memilih rujuk usai pembinaan menunjukkan bahwa pendekatan dialog dan pembinaan dapat menjadi solusi efektif sebelum menempuh jalur hukum. (Rls)