3MEDIA, Gorontalo – Polemik penyegelan proyek Mie Gacoan di Kota Gorontalo kini memunculkan indikasi dugaan praktik mafia proyek yang dinilai merugikan para pekerja lokal. Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea menyebutkan, pola kerja sama yang tidak transparan antara pengusaha pusat dan kontraktor rekanan telah menelantarkan para buruh serta penyedia jasa lapangan.
“Ini bukan soal segel semata. Ini soal ketidakadilan yang menyakiti rakyat kecil. Mereka saling lempar tanggung jawab, sementara rakyat jadi korban,” tegas Adhan. Menurut Adhan, pola pembayaran yang tidak tuntas dan janji-janji pelunasan yang tak pernah ditepati menjadi bukti kuat bahwa ada praktik yang mengarah pada permainan proyek.
Beberapa pelaksana di lapangan, termasuk mandor dan penyedia tenaga kerja, mengaku belum dibayar meski pekerjaan hampir rampung. Bahkan, ada pihak perusahaan yang sempat menjanjikan pelunasan, namun kini tak lagi bisa dihubungi. “Janji dibayar sebelum buka, tapi sampai sekarang nihil. Saat ditagih, seperti mati lampu,” kata salah satu sumber lapangan.
Melihat situasi tersebut, Adhan menyatakan akan memimpin langsung aksi demonstrasi besar-besaran pada Jumat, 20 Juni 2025, di depan lokasi proyek. Aksi ini sebagai bentuk solidaritas Pemkot Gorontalo terhadap warga yang dirugikan.
“Jangan kira ini selesai di atas meja. Saya pimpin demo sendiri. Pemerintah harus berdiri di sisi rakyat, bukan jadi pelindung pengusaha yang lari dari tanggung jawab,” tegasnya.
Adhan juga menyatakan bahwa jika perusahaan tetap tidak bertanggung jawab, Pemerintah Kota Gorontalo siap menalangi pembayaran gaji buruh, sembari menempuh jalur hukum untuk mengejar pihak-pihak yang lalai. “Ini kondisi darurat. Kalau perusahaan tidak bayar, Pemkot akan turun tangan. Tapi setelah itu, kita kejar siapa pun yang terlibat. Termasuk yang membekingi,” tutupnya. (Rls)